28 January 2019

Raja yang Meninggal Gara Gara Makan Roti


Raja Adolf Frederick merupakan raja yang lahir pada tahun 14 mei 1710. Putra dari pasangan Christian Augustus, Duke of Schleswig Holstein-Gottorp dan Albertina Frederica of Baden-Durlach ini, tewas karena roti.

Pada tahun 1743 ia terpilih menjadi pewaris tahta Swedia, untuk menggantikan Frederick I yang tak punya keturunan. Pada tanggal 12 februari 1771, Adolf sedang menggelar makan besar. Ia pun menyantap hidangan yang terdiri dari kaviar, lobster, sauerkraut alias kol asam.

Hidangan penutup pun disajikan, berupa semla, roti beraroma kapulaga yang diisi dengan pasta almond dan disajikan dalam semangkuk krim panas. Adolf tak hanya memakan satu atau dua mangkuk, melainkan 14 porsi semla. Karena kebiasaanya itu, Adolf menerima akibatnya.

Sang raja tewas akibat masalah pencernaan. Sumber lain pun menyebutkan bahwa Adolf terkena stroke. Adolf meninggal pada usia 60 tahun

Sebelum meninggal, Adolf Frederick telah memerintah kerajaan Nordic selama dua dekade. Saat tidak ada perang, membaiknya hak-hak sipil, serta ekonomi yang mengalami stagnasi.

Sebagian Orang menduga, ia naik takhta secara tidak lazim. Disinyalir karena pengaruh bibinya, Ratu Elizabeth dari Rusia, pasca kemenangannya dalam perang Rusia-Swedia (1741-1743).
Sang ratu bernegosiasi untuk mengembalikan sebagian besar Finlandia ke kekuasaan Swedia. Serta konsesi perjanjian damai lainnya apabila Adolf Frederick dinyatakan sebagai penerus takhta usai Raja Frederick I dari Swedia meninggal di tahun 1751.

Perjamuan makan terakhir Adolf dan penyebab ia makan sampai mati berhubungan dengan pesta perayaan tradisional. Dikenal sebagai Fettisdag (Fat Tuesday) di Swedia, sebelum periode pra-paskah oleh umat Kristen.

Itu merupakan perayaan kenikmatan dalam makanan berlemak. Hidangan utama raja di Fettisdag pada 1771 cukup melimpah dan bergizi. Namun orang-orang berasumsi bahwa makanan penutup di perjamuan tersebut merupakan ‘pembunuh’ Adolf.

Hidangan pertama roti semla telah habis, raja meminta 13 piring lagi. Secara historis, semla memang hanya dimakan di waktu Fettisdag dan konon paling ia dambakan secara rahasia sepanjang tahun.
Entah mengapa ia melahap roti semla begitu rakus. Ada yang menyebut, Adolf dilanda stres lantaran mengemban tugas terlalu berat sebagai raja.

Kerakusan itu berujung malapetaka. Piring ke-14 semla habis ditelan, dan ia juga habis dengan hidupnya di dunia. Akibat makanan berlimpah, ia mengalami masalah pencernaan dan meninggal di hari yang sama.

Sewaktu meregang nyawa, keluarga, teman-teman serta pelayannya sangat berduka. Karena bagaimanapun, ia dikenal sebagai raja yang baik hati semasa hidup.